Stroke menjadi penyebab utama nomor dua kematian serta nomor tiga kecacatan. Sedangkan stroke merupakan penyakit tidak menular yang terbanyak menyebabkan kematian ke-2 didunia setelah penyakit jantung iskemik.4 Jumlah pasien stroke di dunia pada tahun 2019 mencapai 89% dari kematian stroke global dan disabilitas yang digabungkan bertinggal di negara-negara berpendapatan rendah sampai dengan menengah. World Stroke Organization menyebutkan 1 diantara 6 orang di dunia mengalami stroke di sepanjang hidupnya.5 Berdasarkan data terbaru serta hasil dari Riskesdas 2018, prevalensi penyakit stroke di Indonesia meningkat mencapai dari 7% pada tahun 2013 menjadi 10,9% di tahun 2018. Prevalensi stroke sebesar 10,9% per 1.000 penduduk. Dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013, maka angka ini mengalami kenaikan jika dari 7,0% per 1.000 penduduk.
Pengertian Stroke
Stroke adalah perubahan neurologis yang disebabkan oleh gangguan suplai darah ke otak, biasanya karena pembuluh darah pecah atau terhalang oleh gumpalan. Ini akan menghambat oksigen dan nutrisi sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.1 Stroke juga didefenisikan sebagai defisit neurologis yang dikaitkan dengan cedera fokal akut pada sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark serebral, perdarahan intraserebral (ICH), dan perdarahan subarakhnoid (SAH), dan merupakan penyebab utama cacat dan kematian di seluruh dunia.2 Berdasarkan pengertian tersebut, stroke mengandung pengertian gangguan saraf yang terjadi karena suplai oksigen ke otak terhalang karena adanya penyumbatan ataupun perdarahan di otak
Klasifikasi stroke
Berdasarkan etiologi
Non Hemorrhagic Stroke (NHS)
Hampir 85% stroke di sebabkan oleh, sumbatan bekuan darah, penyempitan sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak, atau embolus (kotoran) yang terlepas dari jantung atau arteri ekstrakranial (arteri yang berada di luar tengkorak). Ini di sebut sebagai infark otak atau stroke iskemik.Pada orang berusia lanjut lebih dari 65 tahun, penyumbatan atau penyempitan dapat disebabkan oleh aterosklerosis (mengerasnya arteri), hal inilah yang terjadi pada hampir dua pertiga kejadian stroke iskemik. Emboli cenderung terjadi pada orang yang mengidap penyakit jantung (misalnya denyut jantung yang cepat tidak teratur, penyakit katub jantung dan sebagainya) secara ratarata seperempat dari stroke iskemik di sebabkan oleh emboli, biasanya dari jantung (stroke kardioembolik) bekuan darah dari jantung umumnya terbentuk akibat denyut jantung yang tidak teratur (misalnya fibrilasi atrium), kelainan katup jantung (termasuk katub buatan dan kerusakan katub akibat penyakit rematik jantung), infeksi di dalam jantung (di kenal sebagai endocarditis) dan pembedahan jantung.3 Penyebab lain seperti gangguan darah, peradangan dan infeksi merupakan penyebab sekitar 5-10% kasus stroke iskemik, dan menjadi penyebab tersering pada orang berusia muda.namun, penyebab pasti dari sebagian stroke iskemik tetap tidak di ketahui meskipun telah dilakukan pemeriksaan yang mendalam. Sebagian stroke iskemik terjadi di hemisfer otak, meskipun sebagian terjadi di serebelum (otak kecil) atau batang otak. Beberapa stroke iskemik di hemisfer tampaknya bersifat ringan (Sekitar 20% dari semua stroke iskemik) stroke ini asimptomatik (tidak bergejala, hal ini terjadi ada sekitar sepertiga pasien usia lanjut) atau hanya menimbulkan kecanggungan, kelemahan ringan atau masalah daya ingat. Namun stroke ringan ganda dan berulang dapat menimbulkan cacat berat, penurunan kognitif dan dimensia, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari.3
Hemoragik Stroke
Stroke hemoragik di sebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak (disebut hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau ke dalam ruang subaraknoid yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak (disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis stroke yang paling mematikan, tetapi relative hanya menyusun sebgian kecil dari stroke total, 10-15% untuk perdarahan intraserebrum dan 5% untuk perdarahan subaraknoid, biasanya kejadianya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat.3
Berdasarkan perjalanan penyakit
Transient Ischemic Attack (TIA)
Gangguan neurologis fokal yang muncul secara tiba-tiba dan menghilang dalam waktu beberapa detik atau menit atau gejala hilang kurang dari 24 jam. Episode sementara dari disfungsi neurologic ini bisa jadi sebagai peringatan terjadinya stroke yang sebenarnya. Stroke ini tidak akan meninggalkan gejala sisa sehingga pasien tidak terlihat pernah mengalami serangan stroke. Akan tetapi adanya TIA merupakan suatu peringatan akan serangan stroke selanjutnya sehingga tidak boleh di abaikan begitu saja .
Reversible Ischemic Neurologic Deficits (RIND)
Reversible Ischemic Neurologic Deficits (RIND) stroke memiliki gejala terjadi lebih lama dari TIA, yakni lebih dari 24 jam. Gejala hilang dalam beberapa hari tanpa terjadinya deficit neurologis yang permanen.
Stroke in Evolution
Stroke in Evolution merupakan stroke yang sifatnya progresif, dimana tanda dan gejala deficit neurologic yang makin lama memburuk dalam beberapa menit hingga beberapa jam
Stroke Complete
Stroke Complete merupakan stroke yang sejak awal serangan menunjukkan adanya sedikit perbaikan. Bentuk kelainan neurologic sudah menetap.
Etiologi dan Faktor Risiko
- Etiologi
- Trombosis Trombus mulai terbentuk karena rusaknya lapisan endothelial dari pembuluh darah. Dan yang menjadi penyebab utama adalah aterosklerosis. Plak yang terbentuk pada pembuluh darah terus membesardan menyebabkan terjadinya stenosis (penyempitan) lumen arteri. Stenosis ini akan menghambat aliran darah. Akibatnya darah akan berputar-putar di bagian permukaan yang terdapat plak, menyebabkan penggumpalan yang melekat pada plak. Akhirnya rongga pembuluh darah tersumbat.
- Emboli Embolus terbentuk diluar otak, terlepas dan mengalir ke sirkulasi serebral, sampai emboli tersebut melekat pada pembuluh darah dan menyumbat arteri. Tingginya kejadian Atrial Fibrilasi berkontribusi terhadap kejadian stroke emboli.
- Perdarahan Perdarahan pada jaringan otak paling banyak disebabkan oleh ruptur aterosklerotik, hipertensi, serta ruptur aneurisme.
- Sebab lain Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan terjadina iskemik ataupun stroke hemoragik, Infeksi bisa menyebabkan spasme arteri serebral, sehingga pembuluh darah yang menyempit tersebut menurunkan aliran darah ke otak. Kondisi lain seperti hiperkoagulasi, juga dapat menyebabkan stroke thrombosis dan stroke iskemik, karena terjadi penggumpalan yang berlebihan pada pembuluh darah, akibatnya pasokan darah ke otak berkurang.5
Faktor Risiko
Faktor-faktor resiko suatu penyakit adalah suatu kondisi atau keadaan yang menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap serangan suatu penyakit dibandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki faktor-faktor resiko tersebut. Perilaku merokok, penggunaan metamfetamin, riwayat diabetes mellitus, riwayat hipertensi dan riwayat dislipidemia merupakan factor yang paling umum penyebab strok yang dijumpai.6 Untuk penyakit stroke, faktor-faktor penyebab tersebut dapat dibagi dua menurut tingkat pengendaliannya yaitu:
Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan
Faktor yang tidak dapat dikendalikan ini merupakan faktor risiko alami yang dimiliki oleh setiap orang, contohnya usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan suku/ras.
Usia
Pada umumnya stroke lebih banyak terjadi pada orang – orang berusia lanjut (di atas 55 tahun) dibandingkan pada anak-anak dan usia muda. Bertambahnya usia cenderung akan meningkatkan tekanan darah. Risiko akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia karena kondisi tubuh yang sudah tidak sepenuhnya normal lagi serta pola hidup yang berubah. Selain itu, hampir semua orang di atas usia empat puluh tahun mengalami atherosclerosis. Klasifikasi usia mungkin berbeda di setiap Negara, banyak faktor yang memengaruhi hal ini, mulai dari kesenjangan sosial yang terdapat di negara tersebut, tuntutan pekerjaan, hingga iklim politik dan ekonomi di negara tersebut.7 Sebagian besar dari semua kasus didiagnosis pada pasien usia lanjut, di terdapat sejumlah besar orang yang menderita stroke di bawah usia 50 tahun, yang disebut stroke “muda”. Stroke muda adalah penyakit multifaktorial yang melibatkan predisposisi genetik tetapi juga sejumlah faktor yang dapat dimodifikasi, kombinasi sinergis yang mempotensiasi risiko.8 Terjadinya stroke padakelompok usia 18-50 tahun di Belanda disebut sebagai stroke pada usia muda.9 Di Ceko, USA dan Inggris peristiwa serebrovaskular pertama kali terjadi pada orang dewasa berusia antara 18 dan 50 tahun.8 Di Indonesia sendiri hampir 10% stroke terjadi pada usia relatif muda (kurang dari 45 tahun).10 Jadi dapat disimpulkan bahwa stroke usia muda berkisar antara 17 – 45 tahun, karena usia > 45 tahun sudah masuk dalam kategori lansia awal di Indonesia (Depkes, 2009) . Berikut kategori usia menurut (Depkes, 2009): 1) Masa balita : 0-5 tahun 2) Masa kanak- kanak : 6-11 tahun 3) Masa remaja awal : 12-16 tahun 4) Masa remaja akhir : 17-25 tahun 5) Masa dewasa awal : 26-35 tahun 6) Masa dewasa akhur : 36-45 tahun 7) Masa Lansia Awal : 46-55 tahun 8) Masa lansia akhir : 56-65 tahun 9) Masa manula : > 65 tahun
Jenis kelamin
Faktor risiko berdasarkan jenis kelamin memiliki sedikit perbedaan. Risiko stroke pada pria lebih tinggi, tetapi angka kematian yang dikarenakan stroke lebih banyak terjadi pada kaum wanita. Stroke iskemik juga akan meningkat dengan pertambahan usia serta kurang lebih 30% lebih banyak terjadi pada kaum pria. Pada kaum wanita, stroke banyak terjadi akibat kehamilan, pemakaian pil KB, migrain, dan aneurisma sakular.
Riwayat keluarga
Riwayat Keluarga Seseorang yang memiliki anggota keluarga, seperti ayah/ibu, atau kakek/nenek, dengan riwayat sakit stroke akan meningkatkan risiko stroke. Para penderita stroke dengan usia masih muda biasanya memiliki riwayat serangan stroke atau penyakitpembuluh darah iskemik pada salah satu anggota keluarga. Selain itu, adanya faktor predisposisi genetic aterosklerosis (mudah terkena penyakit ateroskleroris), aneurisma intrakanial sakular, malformasi pembuluh darah, dan angiopati amiloid juga dapat menjelaskan keterkaitan antara risiko terjadinya stroke dengan riwayat keluarga.
Ras
Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang Amerika yang berasal dari Afrika (berkulit hitam) memiliki risiko terkena stroke lebih besar dibandingkan orang dengan ras kaukasoid. Hal ini kemungkinan bisa dikarenakan adanya 21 predisposisi genetik, pravelensi hipertensi yang lebih tinggi, serta faktor sosio-ekonomi. Pada kelompok orang Amerika berkulit hitam, stroke lebih sering menyerang pada usia muda. Sedangkan pada kelompok orang Amerika kaukasoid (berkulit putih) stroke banyak terjadi pada usia lanjut. Dalam beberapa penelitian juga dikatakan mengenai hubungan antara kebiasaan merokok berdasarkan ras/etnik. Perokok yang berkulit putih memiliki risiko lebih besar dibanding perokok berkulit hitam.
Faktor yang Dapat Dikendalikan
Faktor ini meliputi gaya hidup tidak sehat yang tentunya dapat dikurangi atau malah dihilangkan sama sekali. Gaya hidup merupakan perilaku sehari-hari seseorang yang lama kelamaan menjadi kebiasaan. Gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan resiko stroke seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, aktifitas fisik yang kurang, dan berat badan berlebih.11
Pencegahan stroke
Jika seseorang pernah mengalami stroke, maka orang tersebut berisiko tinggi untuk mengalami stroke lagi. Itulah sebabnya mengapa penting untuk mengobati penyebab stroke, diantaranya12 :
- Penyakit jantung.
- Diabetes.
- Fibrilasi atrium (detak jantung yang cepat dan tidak teratur).
Selain itu, penting juga bagi sahabat untuk :
- Menjaga tekanan darah agar tetap normal
- Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Menjaga berat badan ideal
- Berolahraga secara rutin
Jika sobat RSUD Brebes memiliki kondisi yang meningkatkan risiko stroke, penting untuk mengelolanya secara efektif. Misalnya, minum obat yang diresepkan untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol. Pastikan untuk selalu memeriksakan diri ke dokter apabila menemukan salah satu atau beberapa gejalanya. Konsultasikan mengenai kesehatan sobat di RSUD Brebes. Nikmati pelayanan kesehatan terbaik bersama klinisi profesional kami
Penulis : Moh. Iqbal Agung P. S.KM., M.Kes (Penyuluh Kesehatan Masyarakat RSUD Brebes)
Sumber :
- World Health Organization. Stroke, Cerebrovascular Accident. 2018;
- Sacco, R. L., Kasner, S. E., Broderick, J. P., Caplan, L. R., Connors JJ, Culebras, A., Vinters H V. An updated definition of stroke for the 21st century: A statement for healthcare professionals from the American heart association. Am stroke Assoc. 2013;44(7):2064–2089.
- National Stroke Association. What is Stroke? [Internet]. 2018. Available from: http://www.stroke.org/understand-stroke/whatstroke
- Smeltzer & B. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC; 2013.
- Black, J. M., & Hawks JH. Keperawatan medikal bedah manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan. Elsevier. 2014;8.
- Budi H. Faktor Risiko Stroke pada Usia Produktif di Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukit Tingg. 2019;
- World Health Organization. Stroke, Cerebrovascular Accident. 2018;
- Jiri Polivka. Risks associated with the stroke predisposition at young age: facts and hypotheses in light of individualized predictive and preventive approach. 2019;
- Alebeek, M. E. van, Arntz, R. M., & Ekker MS. Risk factors and mechanisms of stroke in young adults: The FUTURE study. 2017;
- Anjasmoro P. Waspadai Stroke Pada Usia Muda. Cermin Dunia Kesehatan. J Kesehat. 2017;42(10):5–34.
- Khan, N. R., Fraser, B. D., Nguyen, V., Moore, K., Boop, S., Vaughn, B. N. &, Klimo P. Pediatric abusive head trauma and stroke. J Neurosurg Pediatr. 2017;20(2):183–90.
- https://www.cdc.gov/stroke/treatment/index.html