RSUD Brebes

KESEHATAN LINGKUNGAN UNTUK CEGAH DBD

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan yaitu upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.

Menurut WHO (World Health Organization) – Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia & lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Dan menurut, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) – Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia & lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat & bahagia.

Kondisi curah hujan yang tinggi serta kondisi lingkungan yang terdapat genangan air sehingga menjadi Sarang jentik Aedes Aegypti menjadi salah satu faktor berkembang penyakit DBD.

PROGRAM KESLING UNTUK CEGAH DBD YANG SUDAH DILAKUKAN PEMERINTAH

  1. Pendidikan dan Penyuluhan

Pendidikan dan penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terencana, dan terarah dengan peran serta aktif individu, kelompok, atau masyarakat untuk memecahkan masalah dengan memperhitungkan faktor sosial, ekonomi, dan budaya setempat.

Penyuluhan untuk cegah BDB dilakukan supaya masyarakat tertarik, berminat dan bersedia untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penyuluhan tidak lepas dari bagaimana cara mencegah terjadinya DBD dan agar sasaran penyuluhan dapat mengerti, memahami, tertarik, dan mengikuti apa yang disuluhkan dengan baik, benar, dan atas kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide yang disampaikan dalam kehidupannya.

  1. Pengendalian Vektor (Hewan penyalur penyakit)
  • Pemeriksaan Jentik Nyamuk di rumah dan sekolah

Jumatik (Juru Pemantau Jentik) merupakan anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungannya, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin. Jumantik juga berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapaan masyarakat menghadapi demam berdarah dengue (DBD). Menkes menjelaskan bahwa vektor penular penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti senang berkembang biak di genangan air yang bersih di sekitar lingkungan kita.

  • Abatisasi / Pemberian Abate

Abatisasi yaitu pemberian serbuk abate pada tempat-tempat yang digenangi air termasuk bak mandi, jambangan bunga dan sebagainya dengan tujuan membunuh jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti dan mencegah terjadinya wabah DBD. Pemberian serbuk abate dilakukan dua sampai tiga bulan sekali, dengan takaran 10 gr abate untuk 100 liter air.

  • Fogging

Fogging atau pengasapan adalah tindakan pengasapan dengan bahan insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Namun faktanya tindakan ini hanya membunuh nyamuk dewasa saja tidak untuk larva, telur, ataupun jentik nyamuk, selanjutnya telur, larva atau jentik akan berkembang menjadi nyamuk dewasa. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan lakukan pengasapan atau fogging untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD), karena bisa menbuat nyamuk kebal antiseptik.

Indikasi dilakukan fogging adalah ketika ditemukan 1 kasus positif Demam Berdarah, ada penderita panas yang lain, dan ditemukan jentik. Ini menunjukkan bahwa fogging bisa memutuskan mata rantai penularan, jika ada laporan DBD tetapi pasien datang dari luar kota dan ternyata tidak ada kasus panas lain dan tidak ditemukan jentik maka fogging tidak efektif dilakukan. Pada prinsipnya fogging menggunakan pestisida dimana efek negatiif dan resistensi akan terjadi jika dilakukan terus menerus dan tidak sesuai indikasi. Pelaksanaan fogging harus dilakukan pada waktu yang tepat, yaitu sekitar pukul 07.00 – 10.00 dan pukul 14.00 – 17.00. Dikarenakan pada waktu itulah nyamuk Aedes aktif dan beraksi menggigit manusia.

  1. Gerakan 3M Plus
  • Menguras Tempat Penampungan Air

Tempat penampungan air di rumah mesti dikuras dan dibersihkan secara rutin agar tidak menjadi sarang nyamuk. Contohnya ember, bak mandi, toren, kendi, botol, tempat minum burung, dan drum. Pengurasan saja tidak cukup karena ada kemungkinan telur nyamuk masih menempel di dinding penampungan air tersebut.

Karena itu, penting untuk menggosok atau menyikat dinding-dinding penampungan air sebagai pencegahan demam berdarah. Disarankan pengurasan dilakukan setiap hari guna memutus siklus perkembangbiakan nyamuk, terutama ketika musim hujan. Nyamuk bisa bertahan hidup di tempat kering hingga enam bulan.

  • Menutup Tempat Penampungan Air

Nyamuk dapat dengan mudah hinggap dan berkembang biak di tempat penampungan air yang terbuka. Itu sebabnya penting untuk menutup penampungan rapat-rapat hingga tak ada celah bagi nyamuk untuk menyelusup dan berkembang biak di sana. Langkah pencegahan demam berdarah ini juga mencakup tindakan mengubur barang bekas yang berpotensi mengundang nyamuk.

Barang-barang bekas di sekitar rumah bisa dikubur dalam tanah agar lingkungan tampak bersih dan terawat. Namun akan lebih baik jika menyingkirkan barang-barang yang sudah tak terpakai lagi dengan cara membuang atau menjualnya sehingga tak membuat rumah menjadi penuh dan pengap.

  • Menggunakan Kembali Barang-barang yang Berpotensi Menampung Air

Prinsip menjaga kebersihan dalam 3M Plus termasuk memanfaatkan kembali barang bekas yang masih bisa dipakai. Daripada tergeletak di sudut-sudut rumah dan menjadi sarang nyamuk, barang tersebut lebih baik diolah agar bisa digunakan kembali.

Adapun PLUS yang dimaksud di sini adalah langkah-langkah pencegahan demam berdarah tambahan, misalnya :

  • Menggunakan obat atau lotion anti nyamuk

Gunakan obat anti nyamuk baik dalam bentuk lotion, semprotan, atau alat pengusir nyamuk elektrik untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk.

  • Menggunakan kelambu saat tidur

Menggunakan kelambu saat tidur sangat berguna untuk mencegah gigitan nyamuk, karena kelambu dapat melindungi seluruh tubuh.

  • Memasang kawat kasa pada ventilasi

Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah adalah cara efektif untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.

  • Meletakkan pakaian kotor di wadah tertutup sebelum dicuci

Pakaian yang telah digunakan bisa menjadi tempat bagi nyamuk untuk bertelur. Penting untuk menyimpan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup. Ini akan mengurangi risiko perkembangbiakan nyamuk di sekitar rumah.

  • Menanam tanaman pengusir nyamuk

Beberapa jenis tanaman seperti lavender, serai, dan mint memiliki sifat pengusir nyamuk alami. Menanam tanaman-tanaman ini di sekitar rumah dapat membantu mengurangi risiko gigitan nyamuk.

  • Rutin membersihkan talang air

Saluran dan talang air yang tersumbat dapat menjadi tempat genangan air yang potensial untuk perkembangbiakan nyamuk. Dengan memperbaiki dan menjaga saluran dan talang air agar tidak tersumbat, kita dapat mencegah genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiak nyamuk. Hal ini akan membantu menjaga lingkungan sekitar rumah tetap aman dari ancaman DBD.

  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

Ikan-ikan seperti ikan guppy dan ikan mas koki adalah pemakan jentik nyamuk. Memelihara ikan-ikan ini dalam bak-bak air dapat membantu mengontrol populasi nyamuk.

  • Ikut kerja bakti bersama di lingkungan rumah

Kerja bakti atau gotong royong bersih-bersih lingkungan secara rutin adalah upaya kolaboratif yang dapat mengurangi tempat-tempat berkembang biak nyamuk.

 

Artikel by : Aenul Mahfiroh,S.K.M (Staff Kesehatan Lingkungan RSUD Brebes)

Hubungi Kami
Halo,
Adakah Yang Bisa Kami Bantu
Skip to content