Stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting berada pada angka 21,5%. Meskipun terdapat sedikit penurunan dibandingkan tahun 2022 (21,6%), pencapaian ini masih jauh dari target penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 14%.
Apa itu Stunting?
Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya, sering kali lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Salah satu indikator awal stunting adalah bayi yang lahir dengan panjang badan kurang dari 48 cm. Berdasarkan data SKI 2023, sekitar 19,8% bayi di Indonesia lahir dengan panjang badan kurang dari 48 cm. Hal ini menegaskan pentingnya pemenuhan gizi sejak masa kehamilan.
Faktor Penyebab Stunting
*Faktor langsung yang menyebabkan stunting :
– Asupan gizi yang tidak adekuat selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu dari ibu hamil sampai dengan anak berusia 2 tahun : Kekurangan protein, kurangnya konsumsi makanan bergizi seimbang selama kehamilan, tidak memberikan ASI eksklusif, atau pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak sesuai.
– Infeksi penyakit: Ibu atau anak yang sering mengalami infeksi dapat memengaruhi status gizi mereka.
Upaya Pencegahan dan Penanganan
Mencegah stunting dimulai dari menjaga status gizi ibu sejak sebelum hamil. Berikut langkah-langkah penting yang perlu dilakukan:
1. Sebelum Kehamilan
– Pastikan status gizi normal: Lakukan pemeriksaan status gizi dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) menggunakan rumus IMT = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan (m)². IMT yang ideal berada di rentang 18,5–24,9.
– Minimalkan resiko KEK (kekurangan Energi Kronik).
– Cegah anemia: Konsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah, sayuran hijau, dan suplemen zat besi jika diperlukan.
2. Selama Kehamilan
Pemantauan berat badan: Ibu hamil harus rutin memeriksa kenaikan berat badan berdasarkan grafik di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
– Asupan gizi seimbang (Isi Piringku Ibu Hamil): Konsumsi makanan yang bervariasi yang mencakup protein, karbohidrat, lemak, serta vitamin dan mineral sesuai kebutuhan tubuh.
– Jika ibu mengalami KEK, penting untuk melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab KEK, Apakah karena asupan yang kurang atau ada infeksi penyakit tertentu. Pemeriksaan rutin selama hamil minimal 6 kali melakukan kehamilan (2 kali pada trimester pertama dan ketiga harus dengan dokter kandungan).
– Cegah obesitas: Ibu hamil dengan berat badan berlebih harus memperhatikan asupan kalori agar tidak mengalami komplikasi seperti diabetes gestasional atau preeklamsia dll.
Tambahan pesan khusus untuk ibu hamil:
– Konsumsi makanan yang beragam.
– Hindari makanan tinggi garam, gula, dan lemak.
– Perbanyak minum air putih.
– Batasi konsumsi kopi dan minuman berkafein.
3. Menghadapi Mual pada Trimester Pertama
Pada trimester pertama kehamilan, ibu sering mengalami mual yang dapat mengurangi asupan makanan.
Beberapa tips untuk mengatasi mual:
– Makan dalam porsi kecil tapi sering.
– Hindari makanan pedas, berlemak, atau terlalu merangsang pencernaan.
– Cobalah makanan ringan seperti biskuit atau kerupuk.
– Pastikan cukup istirahat dan tetap aktif bergerak.
4. Setelah Melahirkan
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama sangat penting untuk memastikan kebutuhan gizi bayi terpenuhi. Setelah itu, perkenalkan MP-ASI yang bergizi dan sesuai dengan kebutuhan usia anak.
Jangan lupa pastikan ibu menyusui tetap menjaga asupan yang ber- Gizi Seimbang
Pesan Utama: Gizi yang Seimbang
Gizi seimbang adalah kunci untuk mencegah stunting. Prinsipnya mencakup:
– Keanekaragaman makanan: Tidak ada satu makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh, sehingga variasi dalam pola makan sangat penting.
– Pola hidup aktif dan berolahraga
– Menjaga berat badan ideal
– Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Penutup
Mencegah stunting bukan hanya tanggung jawab ibu hamil, tetapi juga semua pihak, termasuk keluarga, tenaga kesehatan, dan pemerintah. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan Indonesia dapat mencapai target prevalensi stunting sebesar 14% pada tahun 2024. Mari kita wujudkan generasi yang sehat, kuat, dan bebas dari stunting!
Penulis : Siti Nur Arina Rokhil, S.Gz, MM, RD (Nutrisionis dan Kepala Instalasi Gizi RSUD Brebes)
