Selama kurang lebih 17 tahun berpraktek psikologi seringkali saya menemukan hal hal baru walaupun sebenarnya hal tersebut sudah lama ada disekitar kita. Perkembangan zaman dan meningkatnya beban kerja serta gaya hidup menyumbang banyak permasalahan psikologis didalamnya.
Salah satu topik bahasan yang menarik dalam setiap perjumpaan kasus yang saya tangani adalah GERD. Mungkin istilah itu masih minim diketahui oleh orang lain atau yang mengalaminya, karena ketika mereka berobat ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya belum bisa menentukan diagnosa pastinya. Masih memprediksi apa yang sebenarnya terjadi pada diri yang bersangkutan melalui pemeriksaan pemeriksan yang dilakukan.
Gejala GERD atau Gastroesophageal reflux disease bisa datang kapan saja dan dimana saja. Tak jarang terjadi di momen-momen yang tidak terduga, misalnya seperti pada saat tengah mengadakan pertemuan dengan klien, sedang asyik hangout dengan teman-teman di akhir pekan atau sedang duduk termenung, menyendiri dan sepi namun tiba-tiba asam lambung naik. Suasana yang tadinya asik berubah seketika menjadi situasi yang menyiksa.
Penyebab Penyakit Asam Lambung
Asam lambung naik ke kerongkongan (refluks asam lambung) terjadi ketika otot kerongkongan bagian bawah (otot LES) melemah. Otot LES ini seharusnya berkontraksi dan menutup saluran ke kerongkongan setelah makanan turun ke lambung. Bila otot ini lemah, kerongkongan akan tetap terbuka dan asam lambung akan naik kembali ke kerongkongan. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada orang lanjut usia (lansia), orang dengan obesitas, perokok, orang yang sering berbaring atau tidur setelah makan, dan wanita hamil.
Penyebabnya kambuhnya GERD pada diri seseorang bisa dikarenakan beberapa hal antara lain : sering makan dalam porsi berlebihan, gemar makanan atau jajanan pedas, berlemak, dan berminyak, merokok, stres berat, makan terlalu malam atau terlalu dekat dengan jam tidur, sering minum alcohol, hobi minum kopi, sedang hamil, mengalami obesitas, mengalami gangguan pada jaringan ikat, mengalami hiatal hernia, rutin minum jenis obat tertentu, seperti aspirin.
Kondisi kondisi tersebut ternyata banyak dialami oleh generasi millennial kita. Mereka cukup rentan atau mudah terpapar dengan kondisi tersebut. Dimana keluhan khasnya adalah sensasi jantung yang berdegup kencang, kadang meletup-letup dan atau tidak beraturan. Penting untuk diketahui bahwa gejala GERD terkadang disalahartikan dengan serangan jantung, karena keduanya sama-sama menimbulkan sensasi perih di dada dan nyeri ulu hati. Akan tetapi, gejala kedua peyakit ini bisa dibedakan.
Cara Membantu Penderita GERD
Pada kesempatan kali ini saya ingin menyoroti kambuhnya GERD yang dikarenakan karena stres berat. Kondisi stres pada diri seseorang bisa diakibatkan karena permasalahan pribadi, keluarga, kondisi kesehatan dan beban kerja serta beberapa permasalahan hidup lainnya. Kondisi stres pada awalnya tidak dirasakan seketika ketika keluhan-keluhan itu mulai muncul dan menggangu aktifitasnya.
Keluhan yang tidak segera ditangani pada akhirnya menimbulkan kondisi yang tidak nyaman dan dapat mengganggu aktifitas sehari hari baik dalam pekerjaan maupun aktifitas yang lain. Seseorang yang mengalami GERD biasanya menjadi sulit fokus dan kerap mencemaskan hal-hal yang tidak wajar. Padahal sebelumnya aktifitas aktifitas tersebut dapat dijalani oleh yang bersangkutan bahkan sudah menjadi rutinitasnya selama puluhan tahun. Minimya perhatian terhadap kondisi kerja memicu timbulnya gangguan-gangguan psikologis yang tanpa disadari membuat seseorang terjebak dalam suatu permasalahan psikologis.
Langkah sederhana untuk meminimalkan keluhan tersebut bisa melalui konseling dan pendampingan berkala kepada mereka yang mengalaminya. Upaya kecil yang dapat membantu menampung berbagai persoalan yang ingin disampaikan agar tidak membentuk fenomena gunung es yang hanya tampak sebagian kecilnya saja namun dalamnya masalah sulit kita prediksi.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi GERD yakni dengan mengubah perilaku sehari-hari, seperti menurunkan berat badan, tidak langsung berbaring setelah makan, dan berhenti merokok. Beberapa tanaman herbal, seperti jahe, juga diklaim bermanfaat untuk mengatasi penyakit asam lambung. Selain itu self healing juga bisa menjadi alternative meminimalkan potensi keluhan jika dilakukan dengan benar.
Andil dalam membantu generasi muda sekarang ini mutlak diperlukan karena mereka adalah generasi penerus yang harus siap dengan segala tantangan zaman dan tidak bermental lemah yang tiap kali didera masalah akan lari pada melukai diri sendiri sampai pada tindakan bunuh diri.
Menciptakan generasi muda yang cerdas dan bermental sehat merupakan pondasi yang kuat untuk membangun sebuah generasi mendatang yang dapat membawa pada perubahan yang lebih baik, lebih bermartabat dan memiliki prinsip. Suatu kondisi yang kita impikan bersama tentunya.
* Penulis adalah psikolog RSUD Brebes