Brebes, 24 Maret 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) 2025, RSUD Brebes menggelar kegiatan Penyuluhan Serentak STOP TB yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan dan pengobatan Tuberkulosis (TBC).
Penyuluhan ini merupakan bagian dari program Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang secara rutin diadakan oleh RSUD Brebes. Namun, kali ini kegiatan tersebut menjadi lebih istimewa karena melibatkan dr. Arya Yuniardi Susatya, Sp.A, seorang dokter spesialis anak, sebagai narasumber utama dengan membawakan tema Jangan Takut Berikan Terapi Pencegahan TBC depan ratusan pengunjung poliklinik RSUD Brebes.

Komitmen Nasional dalam Pekan Tuberkulosis Anak 2025
Penyuluhan ini juga menjadi bentuk dukungan terhadap Pekan Tuberkulosis Anak 2025, sebagaimana yang diimbau oleh Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dengan mengusung tema “Yes! We Can End TB: Commit, Invest, Deliver”, kegiatan ini menegaskan pentingnya komitmen bersama dalam mengakhiri TBC melalui investasi dalam pencegahan dan pengobatan yang tepat.
Edukasi Langsung dari Ahlinya
Masyarakat yang hadir dalam kegiatan ini mendapatkan kesempatan untuk:
✅ Mendapatkan informasi langsung dari dokter spesialis terkait TBC.
✅ Memahami pentingnya terapi pencegahan TBC (TPT) sebagai langkah utama menghindari penyebaran penyakit.
✅ Berperan aktif dalam Gerakan STOP TB sebagai bagian dari upaya nasional mengakhiri TBC di Indonesia.
Empat Hal Penting yang Dipelajari Pengunjung
Selama menyimak penyuluhan di ruang tunggu Poliklinik, pengunjung mendapatkan pemahaman mendalam mengenai empat hal utama terkait Tuberkulosis, yaitu:
1️⃣ Apa itu Tuberkulosis (TB)?
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang paling sering menyerang paru-paru tetapi juga dapat menyebar ke organ lain seperti tulang, otak, dan ginjal. Penyakit ini menyebar melalui udara ketika penderita batuk atau bersin.
2️⃣ Mengapa Anak-anak Berisiko Tinggi Terkena TB?
Anak-anak, terutama yang berusia di bawah lima tahun, memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya matang, sehingga lebih rentan terhadap infeksi TB. Mereka yang tinggal serumah dengan penderita TB juga memiliki risiko lebih tinggi tertular penyakit ini.
3️⃣ Pentingnya Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi Anak-anak yang Kontak Erat dengan Pasien TB
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) sangat penting bagi anak-anak yang pernah kontak erat dengan penderita TB. TPT dapat mencegah anak-anak yang sudah terpapar bakteri TB berkembang menjadi sakit aktif. Dengan pemberian terapi ini, risiko anak terkena TB berkurang secara signifikan.
4️⃣ Cara Mendapatkan TPT dan Kepatuhan dalam Pengobatan
TPT bisa diperoleh di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas atau rumah sakit setelah menjalani skrining oleh tenaga medis. Anak yang memenuhi kriteria akan diberikan pengobatan TPT dalam bentuk obat yang harus dikonsumsi secara rutin sesuai petunjuk dokter. Kepatuhan dalam menjalani pengobatan sangat penting agar efektivitas terapi optimal dan anak benar-benar terlindungi dari TB aktif.
Ancaman TBC di Indonesia dan Upaya Penanggulangan
Menurut Global TB Report 2023, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia, setelah India. Diperkirakan ada 1.060.000 kasus TBC di Indonesia dengan angka kematian mencapai 134.000 per tahun.
Untuk itu, pemerintah telah menerapkan berbagai strategi eliminasi TBC, termasuk deteksi dini, terapi pencegahan, pengobatan berkelanjutan, serta menghapus stigma terhadap pasien TBC.
Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis (GIAT)
Di tingkat nasional, HTBS tahun ini mengusung tema “Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis (GIAT)” dengan beberapa fokus utama:
📌 Deteksi Dini & Terapi Pencegahan TBC – Skrining dan pemberian pengobatan pencegahan bagi yang berisiko.
📌 Pengobatan Sampai Sembuh – Edukasi kepatuhan pengobatan agar pasien tidak berhenti di tengah jalan.
📌 Akhiri Stigma – Menghilangkan diskriminasi terhadap pasien TBC agar mereka mendapatkan perawatan yang layak.
📌 Generasi Emas 2045 Bebas TBC – Fokus pada anak-anak dan remaja agar Indonesia bisa mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030.
Harapan dari Kegiatan Penyuluhan
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang sadar akan bahaya TBC, aktif dalam pencegahan, serta mendukung pengobatan bagi pasien. Sebab, eliminasi TBC bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.
Sebagaimana tema global yang diusung tahun ini, “Yes! We Can End TB”, kini saatnya kita berkomitmen, berinvestasi, dan bertindak nyata untuk mengakhiri TBC di Indonesia.
Video selengkapnya tonton DISINI
